Pak Yus adalah seorang pengusaha yang membuka usaha
laundry di daerah Matraman Jakarta
Timur. Sudah sekitar 10 tahun Pak Yus menggeluti usaha dibidang ini.
Awal mula Pak
Yus dan Ibu Lusi membuka laundry
yaitu benar – benar tidak mengetahui hal apapun mengenai laundry. Hanya degan memanfaatkan streaming youtube untuk mempelajari cara pembuatan deterjen dan
bagaimana cara yang benar menggosok dengan menggunakan mesin uap.
Pak Yus dan Ibu
Lusi juga memiliki beberapa karyawan, namun seiring berjalannya waktu satu per
satu karyawan berhenti bekerja dengan berbagai alasan. Ada pula karyawan baru
yang masih baru beradaptasi dengan laundry
Pak Yus ini.
Dengan
berhentinya karyawan, tidak menutup kemungkinan laundry Pak Yus tetap ramai
bahkan pelanggan baru terus dan terus bertambah. Tekadang karena terlalu
ramainya sampai – sampai cucian yang di dalam plastik baik yang sudah
bersih maupun yang masih kotor memenuhi
ruang untuk lalu lalang. Namun tidak mematahkan semangat Pak Yus dan Ibu Lusi.
Mereka justru sangat bersyukur tambah bersemangat dengan diberinya rezeki yang
banyak itu.
Keluhan
Pelanggan Kian Menguji Kesabaran
Tidak
sedikit pelanggan berdatangan complain atau mengadukan keresahannya
terhadap Pak Yus lelaki yang usianya sudah memasuki 52 tahun ini.
"Baju
saya mengapa tidak ada yang ini Pak?"
"Baju
saya luntur Pak!"
"Ini
bukan baju saya Pak!"
"Ini
terlalu wangi Pak!"
Berbagai
macam keluhan, emosi pelanggan yang berkoar-koar, complain dengan suara keras,
kesombongan pelanggan, ancaman, dan lain-lain sudah menjadi makanan sehari-hari
bagi Pak Yus. Pak Yus tetap sabar menangani semua. Pelan-pelan Pak Yus menenangkan
pelanggan, agar suasana tidak panas, dan menemukan solusi daei semua
permasalahannya.
Sampai akhirnya
berbagai solusi ditemukan, entah pihak laundry
menggantikan kehilangan dengan barang lain, entah pelanggan diberi cuci
baju secara gratis sampai waktu yang ditentukan, atau dengan solusi lainnya
tergantung komitmen antara kedua pihak.
Bagaimana
Kondisi dan Keadaannya Tetap Kualitas Nomor 1
Di usia Pak Yus yang sudah semakin berumur,
tidak menutup kemungkinan sakit-sakit di badan yang Pak Yus rasakan semakin
jadi. Karena pakaian-pakaian yang sudah dicuci bersih menggunakan mesin cuci,
harus dijemur di atas di lantai 3. Hampir setiap jam Pak Yus naik turun tangga
untuk menjemur dan angkat jemuran itu, pakaian yang dibawanya pun sangat berat
karna masih posisi basah, bahkan kadang ditumpuk pula 2 atau 3 keranjang
sekaligus agar cepat selesai.
Kehati-hatian
harus benar-benar dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Karena bagi seorang yang usianya sudah masuk angka 50-an, tidak sewajarnya harus
naik-turun tangga secara terus-menerus.
Setelah
pakaian setengah kering, barulah diangkat dan dimasukkan ke dalam mesin
pengering. Kurang lebih pakaian dipengerig 10 – 15 menit saja, karena pakain
yang masuk ke dalam mesin pengering sudah setengah kering. Namun jika bajunya
tebal boleh ditambahkan waktu lebih panjang lagi. Setelah baju sudah terasa
panas, maka baju siap untuk disetrika.
Motivasi
Menjadi Penyemangat Besar
Yang menjadi
motivasi bagi Pak Yus ialah, naik-turun tangga itu sehat , jangan diam! Kalau
diam malah mudah terserang penyakit, ayo gerak. Salut sekali dengan semangat
Pak Yus yang tidak kalah dengan semangat anak muda.
Pak
Yus juga mempunyai motivasi tersendiri, yaitu uang yang terkumpul ini untuk
persiapan di hari tua, untuk cucu-cucunya nanti, dan untuk uang pension agar
tidak terlalu merepotkan anak cucunya dimasa tua, sungguh terharu L.
Pak
Yus tidak sendirian menangani semua pekerjaan yang dijalaninya, Ibu Lusi yang
usianya beda 1 tahun dengan Pak Yus turut membantu semua pekerjaan laundry
tersebut. Dari mulai melayani pelanggan, mencuci, menjemur dan mengemas. Tidak
lupa juga sebagai seorang istri melayani sang suami dengan sepenuh hati.
Sama
halnya dengan Pak Yus, usia tidak dapat membohongi kondisi fisik yang kurang
memadai. Letih yang dirasakan tidak dapat terbendung lagi, karna naik turun
tangga juga untuk menjemur pakaian.
Seringkali Ibu
Lusi mengurut sendiri kakinya dengan minyak urut, karena sakit-sakit yang ia
rasakan.
Laundry
ini
benar – benar jarang sekali tutup, kecuali sangat darurat, contohnya lebaran
Idul Fitri. Kalau Pak Yus dan Ibu Lusi ada keperluan, laundry ini dititipkan kepada anaknya yang bisa bantu menjaga dan
mengerjakan pekerjaannya. Bagaimanapun caranya agar laundry ini tidak tutup
sehingga tidak kehilangan pelanggan. Karena hampir setiap jam ada saja
pelanggan yang ingin mengambil laundry.
Dari
kisah inilah Pak Yus dan Ibu Lusi mengajari anak – anaknya yang semakin tumbuh
dewasa untuk bekerja keras dalam suatu usaha apapun bidangnya, karena mencari
uang itu tidak mudah, kerja dengan keringat sendiri akan lebih merasa puas dan
mengetahui secara jelas segala halnya dari yang kita kerjakan.
Wahh sangat memotivasi sekali😊
BalasHapusAlhamdulillah semoga bermanfaat ya kak :)
Hapusdeterjennya handmade??
BalasHapushard working people deserve to be written. we need to appreciate them. cool
Yapp betuul. Semoga menginspiartif. Terima kasih sudah membaca kak 😀🙏
HapusJadi terharu deh bacanya :(
BalasHapusLuar biasa :)
Semoga menginspiratif makasih kaa :)
HapusMemotivasi untuk terus beeusaha
BalasHapusKeren 👍
Alhamdulillah bermanfaat makasih kak
HapusItulah semangat para pejuang
BalasHapusBetuul
HapusMasyaAllah sangat termotivasi sekali 👍🏻
BalasHapusAlhamdulillah kak:)
HapusAlhamdulillah dapat motivasi lagi😊
BalasHapusIyaa alhamdulillah jika bermanfaat😊
Hapus👏👏👏
BalasHapus👏👏👏
BalasHapus😊
Hapus"karena mencari uang itu tidak mudah, kerja dengan keringat sendiri akan lebih merasa puas dan mengetahui secara jelas segala halnya dari yang kita kerjakan." Duhhh😢😢😢
BalasHapusHhee iyaaa seperti itu kak
HapusKeyeeeeeen 👏👏👏
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih kak
HapusGood banget 👍
BalasHapusAlhamdulillah makasih kaa
Hapussangat memotivasi, good job ayu! keep up the good work!<3
BalasHapusInspiratif sekali semoga ada hikmah di balik semua
BalasHapusMasya Allah bagus tulisannya
BalasHapus