Senin, 18 September 2017

Rela Banting Tulang Demi Masa Depan Anak - Cucu

Foto: Dokumentasi Pribadi

Pak Yus adalah seorang pengusaha yang membuka usaha laundry di daerah Matraman Jakarta Timur. Sudah sekitar 10 tahun Pak Yus menggeluti usaha dibidang ini.
Awal mula Pak Yus dan Ibu Lusi membuka laundry yaitu benar – benar tidak mengetahui hal apapun mengenai laundry. Hanya degan memanfaatkan streaming youtube untuk mempelajari cara pembuatan deterjen dan bagaimana cara yang benar menggosok dengan menggunakan mesin uap.

Pak Yus dan Ibu Lusi juga memiliki beberapa karyawan, namun seiring berjalannya waktu satu per satu karyawan berhenti bekerja dengan berbagai alasan. Ada pula karyawan baru yang masih baru beradaptasi dengan laundry Pak Yus ini.

Dengan berhentinya karyawan, tidak menutup kemungkinan laundry Pak Yus tetap ramai bahkan pelanggan baru terus dan terus bertambah. Tekadang karena terlalu ramainya sampai – sampai cucian yang di dalam plastik baik yang sudah bersih  maupun yang masih kotor memenuhi ruang untuk lalu lalang. Namun tidak mematahkan semangat Pak Yus dan Ibu Lusi. Mereka justru sangat bersyukur tambah bersemangat dengan diberinya rezeki yang banyak itu.

Keluhan Pelanggan Kian Menguji Kesabaran
Tidak sedikit pelanggan berdatangan complain atau mengadukan keresahannya terhadap Pak Yus lelaki yang usianya sudah memasuki 52 tahun ini.
"Baju saya mengapa tidak ada yang ini Pak?"
"Baju saya luntur Pak!"
"Ini bukan baju saya Pak!"
"Ini terlalu wangi Pak!"
Berbagai macam keluhan, emosi pelanggan yang berkoar-koar,  complain dengan suara keras, kesombongan pelanggan, ancaman, dan lain-lain sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Pak Yus. Pak Yus tetap sabar menangani semua. Pelan-pelan Pak Yus menenangkan pelanggan, agar suasana tidak panas, dan menemukan solusi daei semua permasalahannya.
Sampai akhirnya berbagai solusi ditemukan, entah pihak laundry menggantikan kehilangan dengan barang lain, entah pelanggan diberi cuci baju secara gratis sampai waktu yang ditentukan, atau dengan solusi lainnya tergantung komitmen antara kedua pihak.

Bagaimana Kondisi dan Keadaannya Tetap Kualitas Nomor 1
Di  usia Pak Yus yang sudah semakin berumur, tidak menutup kemungkinan sakit-sakit di badan yang Pak Yus rasakan semakin jadi. Karena pakaian-pakaian yang sudah dicuci bersih menggunakan mesin cuci, harus dijemur di atas di lantai 3. Hampir setiap jam Pak Yus naik turun tangga untuk menjemur dan angkat jemuran itu, pakaian yang dibawanya pun sangat berat karna masih posisi basah, bahkan kadang ditumpuk pula 2 atau 3 keranjang sekaligus agar cepat selesai.
Kehati-hatian harus benar-benar dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena bagi seorang yang usianya sudah masuk angka 50-an, tidak sewajarnya harus naik-turun tangga secara terus-menerus.
Setelah pakaian setengah kering, barulah diangkat dan dimasukkan ke dalam mesin pengering. Kurang lebih pakaian dipengerig 10 – 15 menit saja, karena pakain yang masuk ke dalam mesin pengering sudah setengah kering. Namun jika bajunya tebal boleh ditambahkan waktu lebih panjang lagi. Setelah baju sudah terasa panas, maka baju siap untuk disetrika.

Motivasi Menjadi Penyemangat Besar
Yang menjadi motivasi bagi Pak Yus ialah, naik-turun tangga itu sehat , jangan diam! Kalau diam malah mudah terserang penyakit, ayo gerak. Salut sekali dengan semangat Pak Yus yang tidak kalah dengan semangat anak muda.

Pak Yus juga mempunyai motivasi tersendiri, yaitu uang yang terkumpul ini untuk persiapan di hari tua, untuk cucu-cucunya nanti, dan untuk uang pension agar tidak terlalu merepotkan anak cucunya dimasa tua, sungguh terharu L.
Pak Yus tidak sendirian menangani semua pekerjaan yang dijalaninya, Ibu Lusi yang usianya beda 1 tahun dengan Pak Yus turut membantu semua pekerjaan laundry tersebut. Dari mulai melayani pelanggan, mencuci, menjemur dan mengemas. Tidak lupa juga sebagai seorang istri melayani sang suami dengan sepenuh hati.
Sama halnya dengan Pak Yus, usia tidak dapat membohongi kondisi fisik yang kurang memadai. Letih yang dirasakan tidak dapat terbendung lagi, karna naik turun tangga juga untuk menjemur pakaian.
Seringkali Ibu Lusi mengurut sendiri kakinya dengan minyak urut, karena sakit-sakit yang ia rasakan.

Laundry ini benar – benar jarang sekali tutup, kecuali sangat darurat, contohnya lebaran Idul Fitri. Kalau Pak Yus dan Ibu Lusi ada keperluan, laundry ini dititipkan kepada anaknya yang bisa bantu menjaga dan mengerjakan pekerjaannya. Bagaimanapun caranya agar laundry ini tidak tutup sehingga tidak kehilangan pelanggan. Karena hampir setiap jam ada saja pelanggan yang ingin mengambil laundry.

Dari kisah inilah Pak Yus dan Ibu Lusi mengajari anak – anaknya yang semakin tumbuh dewasa untuk bekerja keras dalam suatu usaha apapun bidangnya, karena mencari uang itu tidak mudah, kerja dengan keringat sendiri akan lebih merasa puas dan mengetahui secara jelas segala halnya dari yang kita kerjakan.


26 komentar:

  1. Wahh sangat memotivasi sekali😊

    BalasHapus
  2. deterjennya handmade??
    hard working people deserve to be written. we need to appreciate them. cool

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yapp betuul. Semoga menginspiartif. Terima kasih sudah membaca kak 😀🙏

      Hapus
  3. Jadi terharu deh bacanya :(
    Luar biasa :)

    BalasHapus
  4. Memotivasi untuk terus beeusaha
    Keren 👍

    BalasHapus
  5. MasyaAllah sangat termotivasi sekali 👍🏻

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah dapat motivasi lagi😊

    BalasHapus
  7. "karena mencari uang itu tidak mudah, kerja dengan keringat sendiri akan lebih merasa puas dan mengetahui secara jelas segala halnya dari yang kita kerjakan." Duhhh😢😢😢

    BalasHapus
  8. sangat memotivasi, good job ayu! keep up the good work!<3

    BalasHapus
  9. Inspiratif sekali semoga ada hikmah di balik semua

    BalasHapus

Kritis Serang Densus Tipikor

Kepala Polri,  Jenderal Tito Karnavian   Foto: rmol.co Bola Panas Penundaan Densus Tipikor, Antara Diperlukan atau Tidak JAKARTA – ...